Banyak orang mengatakan bahwa sehat merupakan sebuah nikmat dari Tuhan yang sangat mahal harganya, hal ini karena jika seseorang sudah sakit, ia akan merogoh kocek yang cukup dalam untuk bisa sembuh dan beraktivitas seperti sedia kala. Dan anehnya, ketika sudah sehat, ia akan mati-matian kembali untuk mencari uang kembali dan karenanya jatuh sakit untuk kesekian kalinya. Begitukah yang namanya siklus setan? Tak tau benar saya apa yang ada di pikiran manusia tentang siklus sehat, sakit, sejahtera, dan uang ini dan bahkan cukup membingungkan. Sebenarnya cara untuk menjadi sehat adalah dengan cara bahagia. Tentu saja kita tak akan pernah merasa bahagia jika tidak mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan untuk kita, semua nikmat serta rahmat-Nya. Jika kita kembalikan pada ushul/pokoknya, perintah untuk bahagia adalah pada QS Ibrahim ayat 7. Dalam ayat tersebut diperintahkan agar kita mensyukuri nikmat Tuhan dan niscaya akan Tuhan tambah nikmat yang diberikan kepada kita, namun begitu pula sebaliknya jika kita enggan untuk bersyukur sesungguhnya siksa-Nya sangat pedih. Secara tidak langsung jika kita mensyukuri nikmat Tuhan, kita kan hidup bahagia bukan? Dan tentunya nikmat sehat itulah salah satu yang akan terus Tuhan berikan pada hamba-Nya yang mau untuk bersyukur.
Dalam ilmu kedokteran, tubuh manusia bisa beradaptasi dengan dua cara yaitu fight or flight. Fight di sini berarti bertarung dan flight berarti kabur. Pada zaman dahulu terutama saat manusia masih hidup di alam liar, sangat mungkin dan hampir setiap hari dia akan bertemu dengan bahaya seperti binatang buas dan lain sebagainya. Secara otomatis, otak akan menganalisis keadaan pada saat itu dan memberikan respon serta perintah kepada tubuh untuk melakukan sesuatu agar tubuh dari manusia itu selamat dan terhindar dari kematian. Jika otak merasa bahwa kamu bisa menang jika bertarung, maka semua cadangan makanan akan dipersiapkan untuk melakukan pertarungan. Begitupun ketika otak merasa bahwa kamu hanya bisa selamat jika kamu berlari dan tidak bertarung. Semua cadangan energi yang ada akan dipersiapkan untuk melakukan pelarian dan menyelamatkan diri. Namun belakangan ini selain fight or flight telah disimpulkan bahwa ada juga freeze atau diam. Hal ini hanya dialami oleh manusia modern karena pada saat ini bahaya yang kita alami sudah tidak berupa sesuatu yang nyata dan bisa dihadapi dengan pertarungan atau kabur meninggalkan arena pertempuran. Akan tetapi, masalah yang kita hadapi hanya ada dalam pemikiran kita sendiri dan biasa orang sebut dengan stres. Secara alamiah otak akan menganalisa sebuah masalah dan menyimpulkan pada dua keadaan seperti yang sudah saya jabarkan. Semua cadangn energi sudah disiapkan untuk mengahdapi dua hal tersebut, dalam hal ini gula otot telah diubah menjadi gula darah agar bisa segera digunakan oleh tubuh untuk menjadi energi untuk bertarung dan berlari. Namun pada kenyataanya, tubuh hanya diam tak tidak melakukan apapun. Ia seperti menghadapi masalah besar namun tidak memanfaatkan energi yang sudah melimpah dalam darahnya. Akibatnya adalah kadar gula darah terlalu banyak dan dalam jangka waktu yang terus menerus. Inilah alasan kenapa penyakit diabetes menjadi sangat populer di masyarakat. Alasannya adalah karena pemikiran manusia yang mudah stress dan tidak diimbangi dengan olahraga teratur serta pola hidup yang sehat.
Dengan demikian memang terbukti bahwa mensyukuri semua ketetapan Allah dan senantiasa bahagia adalah kunci hidup sehat. Apalagi jika ditambah dengan memberikan sedekah secara rutin karena memang salah satu manfaat sedekah adalah menjauhkan mara bahaya termasuk sakit dan lain sebagainya. Bagaimana bisa bersedekah secara rutin? Tentu saya akan menjawabnya dengan sangat mudah bahkan kita selama ini sudah difasilitasi oleh pemerintah. Apalagi jika bukan BPJS. Mulai beberapa tahun terakhir, pemerintah mewajibkan seluruh rakyat memiliki jaminan kesehatan berupa BPJS karena mengurus SIM dan berbagai dokumen lain pun harus melampirkan BPJS sebagai syaratnya. Isu terkini pada awal tahun ini adalah kenaikan biaya BPJS hingga 100% yang menyebabkan keluhan di masyarakat. Namun, bagaimana cara menyikapi hal itu? Daripada hanya mengeluh dan tidak merubah keadaan, saya pribadi cenderung memilih untuk meniatkan diri bersedekah kepada semua saudara saya baik seagama, sebangsa, setanah air dan mendoakan semoga penyakitnya segera diberi kesembuhan ketika membayar iuran BPJS. Saya yakin pada Allah bahwa dengan sedekah ini, saya sekeluarga akan dihindarkan dari segala penyakit dan mara bahaya. Mungkin marilah kita sama-sama mengubah pola pikir dari, “Saya tak pernah memakai BPJS, kenapa saya harus bayar?” menjadi, “Saya membayar BPJS untuk bersedekah dan membantu sesama, semoga saya tidak memakainya karena senantiasa diberi kesehatan.”. Semoga Allah senantiasa memberikah rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua. Amin.
salam cinta dan kasih dari penulis :))
Yogi Tri Sumarno
03 Februari 2020
0 komentar: